Pembangunan Piramida dan Candi Borobudur Dibantu Makhluk Angkasa Luar?
Ant/str-M.
Hari AtmokoCANDI BOROBUDUR - Suasana matahari terbit di Candi
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.Banyak orang telah
mengenal piramida. Piramida adalah bangunan modern pada masa purba yang
terdapat di Mesir. Bangunan ini disusun bertingkat, makin ke atas makin
kecil. Piramida terdiri atas ribuan bongkahan batu. Tiap batu mempunyai
berat sekitar dua ton. Diperkirakan berat sebuah piramida mencapai
jutaan ton. Bila dideretkan maka panjang batu pada piramida Cheops,
piramida terbesar di Mesir, melebihi panjang pantai Amerika dari utara
ke selatan.
Oleh Djulianto Susantio
Bagaimana membuat
piramida, berapa lama waktu untuk menyelesaikannya, dan berapa banyak
orang yang mengerjakannya? Sejak lama para pakar masih belum bisa
memberikan jawaban memuaskan. Hanya sebagian misteri yang berhasil
diungkapkan, antara lain oleh arkeolog Inggris Howard Carter terhadap
makam Tutankhamen di dalam sebuah piramida. Carter dan tim ekspedisinya
menemukan terowongan berikut tangga yang tersusun rapi dan sejumlah
catatan tertulis. Di dalam terowongan itu terdapat makam raja dan
keluarganya yang mayatnya sudah diawetkan (mumi). Perhiasan emas,
prasasti yang berisi kutukan, dan gambar dinding. Perlu waktu puluhan
tahun untuk melakukan ekskavasi di sini.
EksperimenBanyak pakar
menduga piramida dibangun dari bagian bawah terus ke atas. Tangga naik,
untuk meletakkan batu-batu di atasnya, menggunakan punggung bukit.
Setelah bagian tertinggi rampung, maka bukit tersebut dipangkas habis.
Dengan demikian yang tersisa hanyalah piramida. Yang masih sukar
diperkirakan adalah bagaimana membawa batu seberat dua ton ke atas.
Kalau dengan kerekan, berapa besar kerekannya? Kalau dengan batang
pohon, bagaimana menggelindingkan batu yang demikian berat itu?
Masalahnya, salah perhitungan sedikit saja, nyawa terancam melayang. lni
karena bentuk piramida Mesir sangat landai, tidak berundak sebagaimana
piramida Amerika Selatan.Ditafsirkan, piramida dikerjakan selama
berpuluh-puluh tahun. Bahan bangunan kemungkinan besar berasal dari
sepanjang sungai Nil dan daerah-daerah di sekitar tempat piramida
berdiri. Beberapa tahun lalu pakar-pakar Jepang, Prancis, dan
negara-negara maju pemah melakukan eksperimen untuk membuat piramida
tiruan. Mereka menggunakan alat-alat berat dan alat-alat modern,
termasuk helikopter sebagai alat pengangkut batu. Pada tahap pertama.
mereka mengawalinya dari bagian bawah. Ternyata pembangunan piramida
tidak rampung. Begitu pula ketika dimulai dari bagian atas. Mengapa
teknologi masa kini tidak mampu menyaingi teknologi purba? Benarkah
pekerja-pekerja Mesir dulu dibantu tenaga gaib para jin dan dewa
sehingga berhasil mendirikan bangunan supermonumental itu? Piramida
Mesir tidak dibuat sembarangan. Ada kaidah-kaidah tertentu yang harus
ditaati. Pada bagian atas piramida terdapat sebuah lubang. Lubang ini
menghadap ke arah matahari terbit. Hal ini tentu dimaklumi karena bangsa
Mesir purba menganggap dewa Ra (Matahari) sebagai dewa tertinggi.
Uniknya, bila bentuk piramida direbahkan ke atas tanah, maka
sudut-sudutnya tepat berada di garis lingkaran. Dengan adanya bentuk
demikian disimpulkan bahwa pembangunan piramida direncanakan dengan
teliti. Apalagibayangan matahari pada piramida tadi menunjukkan
musim-musim yang ada di tanah Mesir.Menurut sejumlah ahli Egyptotogi
(pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Mesir), makna simbolis pada
piramida begitu besar. Tulisan-tulisan hieroglif menyiratkan ada unsur
magis pada bangunan itu.
Candi BorobudurTahun 1930-an W.O.J.
Nieuwenkamp pernah memberikan khayalan ilmiah terhadap Candi Borobudur.
Didukung penelitian geologi, Nieuwenkamp mengatakan bahwa Candi
Borobudur bukannya dimaksud sebagai bangunan stupa melainkan sebagai
bunga teratai yang mengapung di atas danau. Danau yang sekarang sudah
kering sama sekali, dulu meliputi sebagian dari daerah dataran Kedu yang
terhampar di sekitar bukit Borobudur. Foto udara daerah Kedu memang
memberi kesan adanya danau yang amat luas di sekeliling Candi
Borobudur.Menurut kitab-kitab kuno, sebuah candi didirikan di sekitar
tempat bercengkeramanya para dewa. Puncak dan lereng bukit, daerah
kegiatan gunung berapi, dataran tinggi, tepian sungai dan danau, dan
pertemuan dua sungai dianggap menjadi lokasi yang baik untuk pendirian
sebuah candi. Candi Borobudur didirikan dekat pertemuan Sungai Eto dan
Progo di dataran Kedu. Tanpa bantuan peta sulit bagi kita sekarang untuk
mengenali kedua sungai itu. Untuk menentukan lokasi candi mutlak
diperlukan pengetahuan geografi dan topografi yang benar-benar handal.
Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti
itu.Bangunan Candi Borobudur dianggap benar-benar luar biasa. Bahan
dasarnya adalah batuan yang mencapai ribuan meter kubik jumlahnya.
Sebuah batu beratnya ratusan kilogram. Hebatnya, untuk merekatkan batu
tidak digunakan semen. Antarbatu hanya saling dikaitkan, yakni batu
atas-bawah, kiri-kanan, dan belakang-depan.Yang mengagumkan, bila
dilihat dari udara, maka bentuk Candi Borobudur dan arca-arcanya relatif
simetris. Kehebatan lain, di dekat Candi Borobudur terdapat Candi
Mendut dan Candi Pawon. Ternyata Borobudur, Mendut, dan Pawon jika
ditarik garis khayat, berada dalam satu garis lurus. Maka kemudian orang
mereka-reka bahwa pembangunan Candi Borobudur juga dibantu para jin,
dewa, dan ”orang pintar” lainnya.
Angkasa LuarTahun 1970-an muncul
Erich von Daniken, seorang pengarang fiksi ilmiah (science fiction),
yang bukunya sangat populer. Beberapa karyanya seperti Kereta Perang
Para Dewa, Kembalinya Bintang-Bintang, Emas Para Dewa, Mencari Dewa-Dewa
Kuno, dan Mukjizat Para Dewa berhasil membius jutaan pembacanya dengan
khayalan yang sulit dipercaya namun dapat juga dicerna akal sehat.Di
dataran tinggi Nazca (Peru), demikian awal kisah, terdapat sebuah lajur
tanah rata yang panjangnya lebih dari 50 kilometer. Para arkeolog
menafsirkannya sebagai ”jalan raya bikinan bangsa Inca”. Namun von
Daniken menganggapnya sebagai ”landasan bandar udara untuk melayani
penerbangan antarbintang”, apalagi dia berhasil mengaitkannya dengan
sejumlah temuan arkeologi. Dengan imajinasinya von Daniken mengatakan
pasti ada planet lain yang dihuni oleh makhluk sejenis manusia. Penghuni
planet itu adalah makhluk-makhluk yang kecerdasan otak dan peradabannya
melebihi manusia biasa. Berpuluh-puluh ribu tahun yang lalu
makhluk-makhluk ini berkunjung ke bumi mengendarai wahana antariksa yang
dapat mengarung angkasa dengan kecepatan supertinggi. Ternyata khayalan
von Daniken didukung oleh berbagai tinggalan arkeologi. Pada sebuah
peta dari Istana Topkapi di Turki, tergambar benua Amerika dan Afrika
dengan di bawahnya daratan Antartika di kutub selatan. Penggambaran peta
demikian hanya mungkin dilakukan melalui pemotretan dari jarak jauh di
angkasa. Bila dicermati peta kuno itu sama benar dengan peta bikinan
Angkatan Udara AS hasil proyeksi sama jarak dari titik tolak di Mesir.
Di Val Camonica (Italia) dan di Tassili (Gurun Sahara) terdapat lukisan
dinding yang menggambarkan orang berpakaian seperti astronot zaman
sekarang, lengkap dengan baju tebal dan helm. Bahkan helmnya menutupi
seluruh kepala dan dilengkapi antena. Kalau begitu benarkah dulu pemah
terjadi penerbangan angkasa luar yang dilakukan makhluk dari planet lain
ke bumi? Dalam perkembangannya makhluk dari angkasa luar itu berubah
wujud menjadi tokoh dewa, sering dipuja masyarakat purba. Adanya dewa
tergambar jelas dari mitologi dan berbagai kitab keagamaan di
pusat-pusat kebudayaan kuno, seperti di Maya, Inca, Mesopotamia, India,
Mesir, Yunani, Romawi, dan Indonesia. Dalam mitologi dan kitab keagamaan
digambarkan para dewa bersemayam jauh di atas sana dan sewaktu-waktu
dapat berkunjung ke bumi, baik dengan terbang secara langsung maupun
menggunakan wahana antariksa.Sampai kini kita belum dapat memberikan
jawaban yang pasti apakah pembangunan piramida dan Candi Borobudur
memang benar-benar dibantu makhluk dari angkasa luar ataukah
keterampilan bangsa sekarang masih minim. Teori siapakah yang harus kita
ikuti, teori von Daniken yang imajinatif dan bobot ilmiahnya kurang
meyakinkan ataukah teori para arkeolog yang saintifik? Sayang teori yang
saintifik itu masih misteri seperti halnya misteri yang masih
menyelimuti piramida dan Candi Borobudur. (*)
Penulis adalah anggota Ikatan Ahli Arkeologi Indonesiahttp://www.sinarharapan.co.id/berita/0404/12/ipt01.html
Candi Borobudur
Tahun
1930-an W.O.J. Nieuwenkamp pernah memberikan khayalan ilmiahterhadap
Candi Borobudur. Didukung penelitian geologi, Nieuwenkampmengatakan
bahwa Candi Borobudur bukannya dimaksud sebagai bangunanstupa melainkan
sebagai bunga teratai yang mengapung di atas danau.Danau yang sekarang
sudah kering sama sekali, dulu meliputi sebagiandari daerah dataran Kedu
yang terhampar di sekitar bukit Borobudur.Foto udara daerah Kedu memang
memberi kesan adanya danau yang amatluas di sekeliling Candi
Borobudur.Menurut kitab-kitab kuno, sebuah candi didirikan di sekitar
tempatbercengkeramanya para dewa. Puncak dan lereng bukit, daerah
kegiatangunung berapi, dataran tinggi, tepian sungai dan danau, dan
pertemuandua sungai dianggap menjadi lokasi yang baik untuk pendirian
sebuah candi.Candi Borobudur didirikan dekat pertemuan Sungai Eto dan
Progo didataran Kedu. Tanpa bantuan peta sulit bagi kita sekarang
untukmengenali kedua sungai itu. Untuk menentukan lokasi candi
mutlakdiperlukan pengetahuan geografi dan topografi yang benar-benar
handal.Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki
pengetahuanseperti itu.Bangunan Candi Borobudur dianggap benar-benar
luar biasa. Bahandasarnya adalah batuan yang mencapai ribuan meter kubik
jumlahnya.Sebuah batu beratnya ratusan kilogram. Hebatnya, untuk
merekatkan batutidak digunakan semen. Antarbatu hanya saling dikaitkan,
yakni batuatas-bawah, kiri-kanan, dan belakang-depan.Yang mengagumkan,
bila dilihat dari udara, maka bentuk Candi Borobudurdan arca-arcanya
relatif simetris. Kehebatan lain, di dekat CandiBorobudur terdapat Candi
Mendut dan Candi Pawon. Ternyata Borobudur,Mendut, dan Pawon jika
ditarik garis khayat, berada dalam satu garislurus. Maka kemudian orang
mereka-reka bahwa pembangunan CandiBorobudur juga dibantu para jin,
dewa, dan "orang pintar" lainnya.
sumber : http://www.sinarharapan.co.id/berita/0404/12/ipt01.html
Sunday, May 8, 2011
PEMBANGUNAN PIRAMIDA DAN CANDI BOROBUDUR DIBANTU MAHLUK ANGKASA LUAR?
9:22 AM
Unknown
0 comments:
Post a Comment