Pada zaman sekarang Wadah
Ketuhanan semakin berkembang di seluruh dunia, dalam penyebarannya pun
kita juga harus menyesuaikan dengan kondisi di daerah setempat, tidak
menghenrankan apabila terdapat banyak perbedaan antara Wadah Ketuhanan
antara daerah yang satu dengan yang lain. Semisal Wadah Ketuhanan yang
ada di Jepang berbeda budayanya dengan Wadah Ketuhanan yang ada di Indonesia begitu juga yang ada di Taiwan.
Demikian pula doktrin yang ada juga masing-masing menggunakan doktrin pada daerahnya sendiri. Jikalau semua Wadah Ketuhanan memakai doktrin dari daerahnya sendiri, maka Wadah Ketuhanan kita tidak akan tumbuh berkembang dengan solid dan kuat. Yang ada nantinya kita hanya saling berdebat, bersaing, dan bertentangan antara satu dengan yang lain. Tetapi apabila kita masing-masing menjadikan cinta kasih Buddha Maitreya sebagai landasan kekuatan pokok di dalam seluruh Wadah Ketuhanan di dunia, maka perbedaan tersebut dapat kita tutupi.
Kelemahan Wadah Ketuhanan hanya dapat ditutupi dengan maha kasih yang besar dari Buddha Maitreya. Buddha Maitreyalah yang akan dijadikan doktrin bagi umat Maitreya sedunia. Bukan lagi kita menggunakan doktrin dari Bapak Guru agung dan Ibu Guru Suci. Karena masa telah tiba, Buddha Maitreya semakin di anggap sebagai Buddha pembawa kebahagian dan kasih yang universal bagi seluruh umat manusia yang dahaga akan kasih sayang.
Umat manusia mulai berharap-harap akan munculnya sang duta kebahagiaan untuk melenyapkan segala kekhawatiran dan kegelisahan. Ciri khas dari Buddha Maitreya yang sangat menonjol adalah Beliau selalu tersenyum, senyum Beliau mengandung makna pemakluman, pemaafan, kewajaran, dan rasa kekeluargaan yang amat mendalam dan tinggi. Senyuman dari Buddha Maitreya dapat menghancurkan tembok-tembok pemisah yang ada di dunia.
Beragam bentuk perbedaan ras, bahasa, warna kulit, budaya, suku, dan lainnya, dapat Beliau satukan menjadi satu di dalam kebesaran kasih-Nya yang luar biasa. Buddha Maitreya memandang umat manusia dari segi kekurangan dan kesesatan umat manusia, tetapi Buddha Maitreya selalu memiliki pengharapan dan keyakinan bahwa kita sebetulnya mampu meneladani Beliau.
Meneladani Beliau dengan mewujudkan wajah, prilaku, ucapan, dan berhati kasih adalah sebuah langkah awal untuk semakin merasakan rahmat pengampunan dan pemakluman yang sangat luar biasa dari Beliau.
Demikian pula doktrin yang ada juga masing-masing menggunakan doktrin pada daerahnya sendiri. Jikalau semua Wadah Ketuhanan memakai doktrin dari daerahnya sendiri, maka Wadah Ketuhanan kita tidak akan tumbuh berkembang dengan solid dan kuat. Yang ada nantinya kita hanya saling berdebat, bersaing, dan bertentangan antara satu dengan yang lain. Tetapi apabila kita masing-masing menjadikan cinta kasih Buddha Maitreya sebagai landasan kekuatan pokok di dalam seluruh Wadah Ketuhanan di dunia, maka perbedaan tersebut dapat kita tutupi.
Kelemahan Wadah Ketuhanan hanya dapat ditutupi dengan maha kasih yang besar dari Buddha Maitreya. Buddha Maitreyalah yang akan dijadikan doktrin bagi umat Maitreya sedunia. Bukan lagi kita menggunakan doktrin dari Bapak Guru agung dan Ibu Guru Suci. Karena masa telah tiba, Buddha Maitreya semakin di anggap sebagai Buddha pembawa kebahagian dan kasih yang universal bagi seluruh umat manusia yang dahaga akan kasih sayang.
Umat manusia mulai berharap-harap akan munculnya sang duta kebahagiaan untuk melenyapkan segala kekhawatiran dan kegelisahan. Ciri khas dari Buddha Maitreya yang sangat menonjol adalah Beliau selalu tersenyum, senyum Beliau mengandung makna pemakluman, pemaafan, kewajaran, dan rasa kekeluargaan yang amat mendalam dan tinggi. Senyuman dari Buddha Maitreya dapat menghancurkan tembok-tembok pemisah yang ada di dunia.
Beragam bentuk perbedaan ras, bahasa, warna kulit, budaya, suku, dan lainnya, dapat Beliau satukan menjadi satu di dalam kebesaran kasih-Nya yang luar biasa. Buddha Maitreya memandang umat manusia dari segi kekurangan dan kesesatan umat manusia, tetapi Buddha Maitreya selalu memiliki pengharapan dan keyakinan bahwa kita sebetulnya mampu meneladani Beliau.
Meneladani Beliau dengan mewujudkan wajah, prilaku, ucapan, dan berhati kasih adalah sebuah langkah awal untuk semakin merasakan rahmat pengampunan dan pemakluman yang sangat luar biasa dari Beliau.
Oleh: Y.M. Maha Sesepuh Wang Che Kuang
0 comments:
Post a Comment