Friday, August 6, 2010

ASAL USUL ''CENG BENG'' ( SEMBAHYANG KUBUR )

 ASAL USUL ''CENG BENG'' 
( SEMBAHYANG KUBUR )
Menurut tradisi Tionghoa, orang akan
beramai-ramai pergi ke tempat pemakaman orang tua atau para leluhurnya untuk
melakukan upacara penghormatan. Biasanya upacara penghormatan ini dilakukan
dengan berbagai jenis, misalnya saja membersihkan kuburan, menebarkan kertas
sampai dengan membakar kertas yang sering dikenal dengan Gincua (mandarin:
Yinzhi=kertas perak).

Cheng beng adalah salah satu dari 24 Jieqi yang ditentukan berdasarkan posisi
bumi terhadap matahari. Pada Kalender Gregorian AWAL (bukan akhir!) Cheng beng
jatuh pada tanggal 5 April atau 4 April. Bila kita artikan kata Cheng beng,
maka Cheng berarti cerah dan Beng artinya terang sehingga bila digabungkan maka
Chengbeng berarti terang dan cerah.

Saat Chengbeng ideal untuk berziarah dan membersihkan makam karena cuaca yang
bagus (cuaca cerah, langit terang). Apalagi pada jaman dahulu lokasi pemakaman
cukup jauh dari tempat pemukiman. Bahkan bila ada orang yang tinggal jauh dari
kampung halamannya, mereka akan berusaha untuk pulang ke kampung halamannya,
khusus untuk melakukan upacara penghormatan para luluhur.

Sejarah Cheng Beng
Sejarah Cheng beng dimulai sejak dulu kala dan sulit dilacak kapan dimulainya.
Pada dinasti Zhou, awalnya tradisi ini merupakan suatu upacara yang berhubungan
dengan musim dan pertanian serta pertanda berakhirnya hawa dingin (bukan cuaca)
dan dimulainya hawa panas. Ada sebuah syair yang menggambarkan bagaimana cheng
beng itu yaitu: “Sehari sebelum cheng beng tidak ada api” atau yang sering
disebut Hanshijie (han: dingin, shi: makanan, jie: perayaan/festival).

Hanshijie adalah hari untuk memperingati Jie Zitui yang tewas terbakar di
gunung Mianshan. Jin Wengong (raja muda negara Jin pada periode Chunqiu akhir
dinasti Zhou) memerintahkan rakyat untuk tidak menyalakan api pada hari
tewasnya Jie Zitui. Semua makanan dimakan dalam kondisi dingin, sehingga
disebut perayaan makanan dingin.

Chengbeng lebih tepat jika dikatakan terjadi pada tengah musim semi.
Pertengahan musim semi (Chunfen) sendiri jatuh pada tanggal 21 Maret, sedangkan
awal musim panas (Lixia) jatuh pada tanggal 6 Mei. Sejak jaman dahulu hari
cheng beng ini adalah hari untuk menghormati leluhur. Pada dinasti Tang, hari
cheng beng ditetapkan sebagai hari wajib untuk para pejabat untuk menghormati
para leluhur yang telah meninggal, dengan mengimplementasikannya berupa
membersihkan kuburan para leluhur, sembahyang dan lain-lain.

Di dinasti Tang ini, implementasi hari cheng beng hampir sama dengan kegiatan
sekarang, misalnya seperti membakar uang-uangan, menggantung lembaran kertas
pada pohon Liu, sembayang dan membersihkan kuburan. Yang hilang adalah
menggantung lembaran kertas, yang sebagai gantinya lembaran kertas itu ditaruh
di atas kuburan. Kebiasaan lainnya adalah bermain layang-layang, makan telur,
melukis telur dan mengukir kulit telur.

Permainan layang-layang dilakukan pada saat Chengbeng karena selain cuaca yang
cerah dan langit yang terang, kondisi angin sangat ideal untuk bermain
layang-layang. Sedangkan pohon Liu dihubungkan dengan Jie Zitui, karena Jie
Zitui tewas terbakar di bawah pohon liu. Pada dinasti Song (960-1279) dimulai
kebiasaan menggantungkan gambar burung walet yang terbuat tepung dan buah pohon
liu di depan pintu. Gambar ini disebut burung walet Zitui.

Kebiasaan orang-orang Tionghoa yang menaruh untaian kertas panjang di kuburan
dan menaruh kertas di atas batu nisan itu dimulai sejak dinasti Ming. Menurut
cerita rakyat yang beredar, kebiasaan seperti itu atas suruhan Zhu Yuanzhang,
kaisar pendiri dinasti Ming, untuk mencari kuburan ayahnya. Dikarenakan tidak
tahu letaknya, ia menyuruh seluruh rakyat untuk menaruh kertas di batu nisan
leluhurnya. Rakyatpun mematuhi perintah tersebut, lalu ia mencari kuburan
ayahnya yang batu nisannya tidak ada kertas dan ia menemukannya.
Kenapa pada hari cheng beng itu harus membersihkan kuburan?

Itu berkaitan dengan tumbuhnya semak belukar yang dikawatirkan akar-akarnya
akan merusak tanah kuburan tersebut. Juga binatang-binatang akan bersarang di
semak tersebut sehingga dapat merusak kuburan itu juga. Dikarenakan saat itu
cuaca mulai menghangat, maka hari itu dianggap hari yang cocok untuk
membersihkan kuburan. Selain cerita di atas, ada pula tradisi dimana jika orang
yang merantau itu ketika pulang pada saat cheng beng, orang itu akan mengambil
tanah tempat lahirnya dan menaruh di kantong merah. Ketika orang tersebut tiba
lagi di tanah tempat ia merantau, ia akan menorehkan tanah tersebut ke alas
kakinya sebagai perlambang bahwa ia tetap menginjak tanah leluhurnya.

Asal Usul Hari Ceng Beng
(Ziarah Tahunan Tiongkok)
(Erabaru.or.id) Pada masa musim semi dan gugur, demi menghindari penindasan
Pangeran Pu Conger terpaksa mengasingkan diri ke luar negeri. Dalam pelariannya
di sebuah tempat yang tidak berpenghuni, karena.penat dan lapar menderanya,
sehingga tidak mampu lagi berdiri. Para pengawalnya berusaha mencari makanan,
namun, meski telah cukup lama berusaha tidak menemukan makanan sedikit pun.
Tepat di saat semuanya dalam kecemasan, pengawal Jie Zitui menuju ke tempat
yang sepi, dan dari pahanya sendiri memotong sepotong daging, memasak semangkok
sup daging. Makanan ini secara berangsur-angsur telah memulihkan tenaga Conger,
ketika pangeran mengetahui daging itu adalah daging sayatan Jie Zitui sendiri,
ia menitikkan air mata, sangat terharu.

Sembilan belas tahun kemudian, Conger menjadi raja, yakni raja Pu Wengong di
masa lampau. Setelah naik tahta Wengong memberi hadiah kepada pejabat yang ikut
mengasingkan diri bersamanya waktu itu, hanya Jie Zitui satu-satunya yang
dilupakan olehnya. Banyak yang mengeluhkan perlakuan yang tidak adil bagi Jie
Zitui, banyak yang menasihatinya agar menghadap raja meminta hadiah. Sebaliknya
Jie Zitui paling memandang rendah orang-orang yang meminta jasa dan hadiah. Ia
berkemas-kemas, dan secara diam-diam pergi ke Mian Shan (gunung Mian) dan
menetap di sana.

Mengetahui hal itu, kemudian Pu Wengong merasa malu bukan main, lalu ia membawa
orang mengundang Jie Zitui. Namun, Jie Zitui bersama ibunya telah meninggalkan
rumahnya pergi ke gunung Mian. Gunung Mian cukup tinggi dan perjalanan ke sana
sulit di tempuh, dipenuhi dengan pepohonan. Untuk mencari dua orang di gunung
tidaklah semudah bicara, ada yang menyarankan untuk membakar gunung Mian dari
tiga sisi, supaya bisa memaksa Jie zitui ke luar dari gunung. Saran ini pun
dianggap paling memungkinkan dilakukan.

Kobaran api membakar segenap gunung Mian, namun, tidak ditemukan juga bayangan
Jie Zitui. Setelah api padam, orang-orang baru mendapati, ternyata Jie Zitui
yang menggendong ibunya sudah meninggal dalam posisi duduk di bawah sebuah
pohon willow tua. Melihat keadaan itu, Pu Wengong menangis tersedu-sedu
menyesali tindakannya. Ketika mengenakan pakaian pada jenazah dan dimaksukkan
ke dalam peti mati, dari dalam lubang pohon ditemukan secarik surat terakhir
yang ditulis dengan darah yang bertuliskan: “Menyayat daging untuk
dipersembahkan kepada raja dengan segenap kesetiaan, semoga paduka selalu
sentosa.” Demi memperingati Jie Zitui, Raja Pu Wengong memerintahkan menetapkan
hari itu sebagai hari berpuasa.

Pada tahun kedua, ketika Pu Wengong memimpin serombongan menteri mendaki gunung
untuk mengadakan upacara peringatan pada Jie Zitui, ia mendapati pohon Willow
tua yang telah mati itu hidup kembali. Lalu, pohon Willow tua itu diberi nama
“Willow Sentosa”, sekaligus memberi petunjuk di seluruh negeri, dan menjadikan
hari terakhir berpuasa sebagai hari Ceng Beng atau hari ziarah ke makam, yang
kemudian diperingati oleh warga Tiongkok dan orang-orang etnis Tionghoa di
seluruh negeri.

LEGENDA ZODIAK KITA

Sejak 5000 tahun yang lalu, orang sudah mengamati bintang-bintang di langit. Mereka menghubungkan bintang satu sama lain dengan garis khayalan, seperti kita menghubungkan titik-titik.
Mereka pun sudah menentukan kapan waktu bertanam dan kapan waktu panen, dengan melihat susunan bintang. Mereka juga mengarungi laut dengan pertolongan rasi bintang.
Karakter dari mitologi dan legenda di suatu tempat, kemudian digunakan untuk menamai susunan bintang itu.

ZODIAK
Rasi bintang yang disebut zodiak, membentuk sabuk di sekeliling bumi. Dalam perjalanan bumi mengelilingi matahari, ada bagian di langit yang terlihat. Setiap bulan, satu dari 12 rasi bintang itu muncul di cakrawala Timur, untuk memulai gerakannya melintasi langit. Malam demi malam, rasi bintang muncul melintasi langit, sampai akhirnya menghilang di cakrawala barat.

KARAKTER ZODIAK
Kepercayaan akan zodiak lahir di Yunani dan Latin. Zodiak artinya putaran kehidupan. Menurut Romawi kuno, tahun dimulai saat musim semi. Jadi zodiak pertama yang muncul adalah Aries. Ada pun makhluk-makhluk dalam zodiak sebagai berikut :

1. Aquarius
Ganymede, seorang manusia yang sangat tampan diculik oleh dewa Zeus dan dijadikan sebagai penuang minuman di Olympus (tempat tinggal para dewa Yunani). Namun ia pada akhirnya terbunuh oleh istri Zeus, Hera. Jasad Ganymede kemudian disemayamkan di angkasa dan berubah menjadi konstelasi bintang Aquarius.

2. Pisces
Pisces adalah sepasang ikan yang terikat ekornya agar selalu bersama. Sepasang ikan itu konon adalah jelmaan Aphrodite (sang dewi cinta dan kecantikan) dan Eros (dewa cinta) yang sedang dikejar oleh monster bernama Typhoon. Agar bisa selamat melarikan diri, mereka meminta bantuan Zeus untuk merubah wujud mereka menjadi ikan dan ekor mereka diikat agar keduanya tak terpisahkan saat mengarungi sungai Euphrates. Untuk dapat selalu mengenangnya, dewi Athena menaruh kedua ikan tersebut di langit dan membentuk konstelasi bintang Pisces.

3. Aries
Saat Raja Athamas ingin mengorbankan anaknya yang bernama Phrixius kepada dewa Zeus, Heracles mengirimkan seekor domba berbulu emas untuk menyelamatkan anak malang tersebut. Domba tersebut kemudian berhasil melarikan Phrixius ke tempat yang aman dan selamat dari kematian. Namun pada akhirnya domba itu sendirilah yang dikorbankan kepada Zeus sebagai penggantinya.
Zeus yang terkesan dengan kepahlawanan domba berbulu emas itu kemudian meletakkan sang domba pemberani tersebut di angkasa dan menjadi konstelasi bintang Aries.

4. Taurus
Banteng putih ini merupakan penjelmaan dari dewa Zeus sendiri yang tertarik dengan kecantikan putri Europa. Saat sang putri sedang memetik bunga di pagi hari, banteng putih itu muncul dan berhasil menarik hatinya. Europa kemudian mencoba menunggangi banteng jinak yang "langka" tersebut, tetapi setelah itu ia malah dilarikan dan diculik sampai ke pulau Crete. Disanalah ia diperistri oleh Zeus yang menjelma menjadi mahluk lain, kali ini berbentuk elang, dan Europa melahirkan tiga anak bagi Zeus. Untuk mengenang peristiwa itu Zeus kemudian menaruh gambar banteng di langit yang membentuk rasi bintang Taurus.

5. Gemini
Menurut legenda Yunani kuno, dewa Zeus yang terpesona oleh kecantikan ratu Leda, istri dari raja Tyndareus, kemudian mendatangi sang ratu dalam wujud angsa putih. Queen Leda dari Sparta tersebut mempunyai empat anak. Dua anak dari keturunan raja Tyndareus adalah Clytaemnestra dan Castor. Sementara dari hasil hubungannya dengan dewa Zeus, lahir Pollux dan Hellen. Biarpun merupakan saudara tidak seayah, Castor dan Pollux mempunyai hubungan yang sangat dekat. Castor sendiri adalah manusia biasa yang tidak memiliki keabadian seperti halnya Pollux (karena Pollux adalah keturunan dari dewa Zeus).
Saat Castor tewas dalam pertempuran, Pollux sangat berduka dan memohon kepada dewa Zeus, ayahnya, agar mencabut keabadian yang dimilikinya sehingga ia bisa menyusul Castor. Zeus yang terharu melihat cinta Pollux yang begitu dalam terhadap saudaranya kemudian mengangkat mereka berdua ke angkasa dan membentuk konstelasi bintang Gemini.

6. Cancer

Saat Hercules bertempur melawan Hydra (monster yang berkepala banyak), Hera mengirimkan seeokor kepiting raksasa untuk membantu Hydra. Kepiting tersebut mencapit kaki Hercules, namun dengan kesal Hercules menginjaknya hingga hancur dan mati.
Walaupun gagal memenuhi misinya tetapi Hera tetap menghargainya dengan mengangkatnya ke langit dan menjadi konstelasi bintang Cancer.

7. Leo

Berasal dari seekor singa yang dikalahkan oleh Hercules di dalam legenda Yunani kuno. Singa bernama Nemean itu telah meneror penduduk Nemea selama bertahun-tahun sebelum dibunuh oleh Hercules. Hercules yang perkasa itu kemudian mengambil kulit dan cakar Nemean untuk dijadikan pakaian dan senjatanya.

8. Virgo

Virgo dipercaya merupakan jelmaan dewi Astrea, dewi kesuburan, puteri dari dewa Zeus dan dewi Justitia (dewi keadilan). Pada dahulu kala manusia dan para dewa-dewi adalah hidup berdampingan di bumi, namun pada saat manusia mulai jatuh ke dalam dosa para dewa dan dewi tersebut pun pergi meninggalkan bumi kembali ke tempat mereka di langit.
Dewi Astrea pun meninggalkan bumi tetapi ia kemudian memilih untuk menetap di langit bersama bintang-bintang dan menjadi rasi bintang Virgo. Kata virgo sendiri adalah berarti Sang Perawan, karena Astrea bersumpah untuk tetap perawan seperti kala ibunya belum dinikahi oleh Zeus.

9. Libra
Libra disebut-sebut merupakan penjelmaan dari timbangan yang dibawa oleh dewi keadilan Yunani, Justitia. Dan kata Libra sendiri memang juga dipakai oleh bangsa Romawi kuno sebagai satuan ukuran berat.

10. Scorpio

Orion, seorang pemburu perkasa berbangsa Boeotia menjalin cinta dengan dewi Aurora (dewi fajar). Orion yang juga tampan itu berjanji kepada Aurora untuk membasmi semua binatang buas yang ada di muka bumi. Namun hal ini tidak disukai oleh Artemis (dewi perburuan) dan Hera (istri dewa Zeus) mengirimkan seekor kalajengking raksasa yang dipanggil dari dunia lain untuk membunuh Orion.
Scorpius atau scorpio tersebut berhasil menyengat Orion dan racunnya ternyata sangat mematikan, bahkan Asclepius (dewa pengobatan) pun tak sanggup untuk mengobatinya sehingga Orion pun mati. Namun para dewa meminta Zeus untuk menempatkan Orion di antara bintang untuk mengenang keperkasaannya. Sedangkan bagi sang kalajengking yang mengagumkan, ia juga ditempatkan di langit dan menjadi konstelasi bintang Scorpio.

11. Sagitarius (Sagittarius)
Sagitarius atau Sagittarius diambil dari Centaur (mahluk dalam mitologi Yunani yang berbentuk setengah manusia dan setengah kuda) bernama Chiron. Chiron tidaklah seperti centaur-centaur lain yang biasanya liar dan buas sehingga menjadi musuh manusia. Chiron sangatlah berkebalikan dari bangsanya, ia centaur yang bijaksana, baik hati dan memiliki kepandaian luar biasa sehingga ia sering dijadikan guru oleh dewa dan manusia. Hercules sendiri adalah salah satu dari muridnya.
Saat Hercules sedang bersama-sama dengan Chiron di guanya, terjadilah pertengkaran antara Hercules dengan centaur-centaur yang lain. Walaupun tidaklah terlibat dalam pertempuran tersebut, tetapi Chiron tanpa sengaja terkena oleh panah beracun Hercules yang menembus tubuhnya. Panah yang telah diolesi oleh darah Hydra tersebut menimbulkan luka yang tak tersembuhkan, namun celakanya karena Chiron adalah anak dari Kronos (keturunan titan yang immortal), ia tak dapat mati.
Sedihnya, Chiron yang banyak memiliki kepandaian termasuk keahlian pengobatan yang tinggi tetapi tidak dapat mengobati lukanya sendiri karena saking beracunnya darah dari Hydra. Oleh karena itu ia memohon kepada dewa Zeus agar mencabut keabadian (immortal) yang dimilikinya sehingga penderitaannya bisa berakhir. Zeus pada akhirnya malah menghormatinya dengan menempatkannya di langit menjadi konstelasi bintang Centaurus / Sagittarius.

12. Capricorn
Capricorn diambil dari kambing betina bernama Amalthea yang menyusui Zeus saat ia masih bayi. Zeus disembunyikan ibunya di sebuah gua karena bapaknya, Cronos, selalu menelan semua anaknya agar terhindar dari kutukan yang menimpa dirinya.
Amalthea yang setiap hari memberikan air susunya kepada Zeus, kelak dihormati dengan ditempatkan di langit menjadi konstelasi bintang Capricorn setelah Zeus berhasil menjadi dewa tertinggi di Olympus.

Recent Posts

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More